August 16, 2014

Tur Sungai Don


Senin, 14 Juli 2014


Taman di pinggir Sungai Don
Pagi yang cerah dan kaki-kaki kecepatan cahaya milik Katya sudah melaju dengan gontainya dari rumahnya yang di pedesaan, naik bis menuju pusat kota Rostov. Dua cewek dari Indonesia dan satu cewek dari Turki dengan kecepatan kaki pas-pasan pun ngikutin dari belakang sambil nyuwun pangapuro ke kaki-kaki kami karena sudah memaksa mereka untuk ngikutin gaya jalannya orang Rusia. Perjuangan kami pun membuahkan hasil, akhirnya kami sampai di sebuah taman kota di pusat kota Rostov, ketemu beberapa orang exchange participant yang lain. Ada cowok dari Columbia namanya John dan udah nyelesaiin project-nya, cowok dari Mesir namanya Omar, dan satu cowok lagi dari Turki namanya John (juga). 


Restoran di pinggir Sungai Don
Sinar matahari lumayan terik untuk jadiin aku tempe goreng, tapi pepohonan yang tumbuh dengan bahagianya di kanan kiri taman, bikin beberapa butir anak kecil bisa dengan ademnya berlari-larian sambil megangin balon gas mereka. Kami, para exchange participant, duduk di bagian sentral taman, di bangku-bangku yang bentuknya kayak tempat duduk penonton di bioskop, dengan panggung mini di hadapan kami. Di sana, kami mulai berbagi cerita tentang hari-hari pertama kami di Rostov. John (dari Columbia yang udah nyelesaiin project-nya) dengan semangat 45, menggambarkan betapa bahagianya dia berada di summer camp bareng anak-anak yang dia ajarin Bahasa Inggris. Dia mengilustrasikan setiap detail kebahagiaan dari summer camp itu seolah-olah dia mau tinggal di sana selamanya dan nggak mau balik ke kampung halamannya. Itulah yang bikin aku semakin ngiler dan nggak sabar untuk cepet-cepet ke summer camp. 
Hi, AIESEC! What's Up?!

Menikmati keindahan kota Rostov, nggak lengkap tanpa cuci mata di tepi Sungai Don. Sungai yang jadi nama belakang kota Rostov. Rostov-on-Don. Beberapa orang AIESECer dari Local Comitee Rostov juga ikut nemenin kami para pelancong yang haus akan plesiran ke tempat-tempat baru di negeri orang ini. Di tepi sungai, ada patung Sherlock Holmes di antara bunga-bunga warna warni yang bermekaran. Gegara di tanah air nggak pernah liat yang begituan, bocah ababil ini pun langsung berlari menyongsong tempat si Pak Holmes berdiri dengan gagahnya, bersama cerutu di tangan kirinya. Selain itu, kami juga menyerbu sebuah papan dalam huruf Cyrillic (alfabet Rusia) yang artinya I love Rostov. Lumayan bisa buat ganti profile picture yang udah bulukan. Nyiahahahaha. 


Di pinggir Sungai Don, sudah terpampang nyata sebongkah kapal yang siap mengangkut manusia-manusia yang haus akan petualangan di pinggir sungai ini. Dengan membayar 200 rubel, kami pun langsung loncat ke lantai 2 tuh kapal. Lantai 1 adalah tempat orang-orang pesen makanan dan minuman untuk dinikmati sambil menikmati hembusan angin sepoi dan ketenangan di Sungai Don. Nah, di lantai 2, tersedia meja dan kursi untuk ngobrol sambil nge-joke atau sekedar melamun sambil nyemilin sendal sesuatu. Dari kapal, kita bisa nikmatin pemandangan Sungai Don yang permukaannya tenang, tepi sungai yang dipenuhi restoran mengapung, dan kapal-kapal dari pelabuhan Rostov yang ngangkut hasil-hasil tambang.  Jangan bayangin restoran ala kadarnya yang peralatan makannya dicuci pake air sungai. Restoran di pinggir Sungai Don, bentuknya bener-bener restoran tempat orang bisa makan dengan enak dan nikmatin pemandangan yang menenangkan jiwa raga hati serta sanubari. 

Angin yang awalnya sepoi-sepoi, lama-lama semakin kenceng, bikin mata semakin sipit, dan perut semakin kembung gegara masuk angin. Sungainya biasa aja sebenernya, tapi yang bikin spesial adalah, penataan wilayah di sekitar sungainya. Beda banget sama di tanah air yang sungainya dipake semaksimal mungkin untuk kemakmuran pehiral sampah menyampah. Saran untuk sungai di tanah air, nggak perlu ada restoran mewah deh, yang penting sungainya bersih dulu, itu aja (iya, itu aja. Dikira bersihin sungai kayak bersihin ketek?). 

to be continued...
Share:

0 comments:

Post a Comment